Hari menjelang malam, tampak sebuah penginapan bernama Kembang Gading di pinggiran kota Bandung dengan suasana yang sepi. Sebuah taksi berhenti di depannya, kemudian seorang wanita muda turun dari taksi itu dengan membawa sebuah tas besar.
�Terima kasih, Pak.� dia membayar ongkos taksinya.
Setelah penumpangnya turun, taksi itu segera melaju meninggalkan penginapan.
�Biar saya yang membawa tasnya, Mbak.� sebuah suara menyapa wanita muda itu.
�Oh, baik, silahkan.� Wanita muda itu menyerahkan tasnya kepada seorang pria yang menyapanya, yang tak lain adalah seorang bellboy. Mereka berdua berjalan menuju resepsionis, dan disana sudah menunggu seorang wanita setengah baya pemilik penginapan sambil tersenyum.
�Selamat malam, Mbak. Kamu ingin memesan sebuah kamar?�
�Ya tentu saja, saya ingin menginap semalam saja.� wanita muda itu menjawab.
�Tampaknya kamu sangat kelelahan?� tanya wanita setengah baya tersebut.
�Ya, saya baru tiba dari Surabaya. Kalau bisa saya ingin sebuah kamar yang suasananya tenang. Saya ingin beristirahat karena besok pagi saya harus menemui tunangan saya di sini, untuk menemui orang tuanya.� jawab wanita muda itu.
�Baiklah, saya punya kamar yang sesuai dengan pilihanmu. Sebelumnya, silahkan isi berkas ini.� sahut wanita setengah baya tersebut, sambil tersenyum ia mengambil sebuah kunci.
Setelah selesai mengisi data-data, sang pemilik penginapan tersebut mengantar wanita muda itu ke kamarnya, sementara sang bellboy mengikuti dari belakang. Tanpa mereka sadari ada seorang wanita sedang mengintai mereka dari balik pintu.
�Baiklah, ini dia kamarmu, Mbak Lori.� wanita pemilik penginapan membuka pintu kamar yang letaknya cukup terpisah dari kamar-kamar lainnya dan mempersilahkan Lori untuk masuk.
�Kamar yang nyaman. Terima kasih, Bu.�
�Hannah, panggil saya Bu Hannah.�
�Terima kasih, Bu Hannah.�
Sang bellboy memberikan tasnya dan kemudian Lori menutup pintu kamarnya.
***
�Korban berikutnya?� sang bellboy membuka pembicaraan. Mereka sudah berada di dalam sebuah kamar sekarang.
�Tentu saja, dan kau akan terus membantuku mewujudkan keinginanku. Bukan kah begitu, Sep?� tegas Hannah sambil tersenyum sinis.
�Benar, Bu.� kata sang bellboy yang bernama Asep tersebut.
"Makasih ya, Sep. Kamu sudah mau membantuku selama ini," ujar Hannah. Tak terasa tubuh mereka semakin mendekat.
Asep hanya tersenyum sambil mengatakan, "Itu sudah kewajiban saya, Bu.� timpalnya pelan sambil merengkuh tubuh montok wanita setengah baya itu merapat ke dalam pelukannya. Hannah hanya diam sambil tersipu malu.
"Betapa bahagianya hatiku bisa menikmati tubuhmu, Bu." lanjut Asep lagi. "Ibu begitu cantik, putih dan mulus. Tubuh ibu juga seksi," tambahnya kemudian.
Hannah menjawabnya dengan senyumannya yang mempesona. Tanpa sungkan, Asep segera mendekatkan bibirnya ke bibir Hannah yang terbuka basah yang kedua matanya juga sudah terpejam. Dengan lembut dia mengulumnya. Terdengar desahan halus dari mulut wanita cantik itu.
"Ohh.. Sep," desisnya.
Sembari membisikkan kata-kata mesra, Asep melanjutkan ciumannya. �Aku akan selalu setia melayanimu, Bu." bisiknya pelan.
Tangan Asep juga tidak tinggal diam. Dengan perlahan dia mengelus punggung Hannah yang hanya dilapisi daster tipis tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini membuat Hannah semakin terangsang yang diperlihatkan dengan sikapnya yang memeluk tubuh kurus Asep erat-erat.
"Oh.. Sep, teruskan!" desahnya lagi.
Tanpa menghentikan tindakannya, tangan Asep yang satunya meremas payudara Hannah yang berukuran besar dari luar daster, yang disambut dengan desahan berikutnya dari wanita cantik itu.
"Ohh.." rintih Hannah kembali.
Perlahan Asep membuka daster majikannya itu dari bagian atasnya dan berhenti sesaat ketika sampai di pinggang. Tersembullah payudara Hannah yang ranum menggairahkan dengan dihiasi puting mungil kemerahan yang telah mengeras kencang pada ujungnya. Sepertinya wanita itu sudah sangat terangsang sekali.
Tanpa menunggu lama, lidah Asep langsung mengecup permukaan payudara Hannah dengan lembut dan pelan. Lidahnya menelusuri setiap bagian payudara wanita itu dengan lincah. Putingnya dia hisap dengan lembut hingga membuat Hannah sedikit bergetar pelan. Beralaskan seprei tebal warna biru, Asep merebahkan pelan tubuh Hannah yang mulus dan sintal.
Asep melanjutkan kegiatannya dengan memegang telapak kaki Hannah. Dia mencumbui setiap jengkal kaki yang panjang dan indah itu. Dimulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang lentik. Lidah Asep juga menghisap ujung jari-jari kakinya, yang membuat Hannah semakin menggelinjang lembut.
"Oh.. Sep. Kamu pintar menaikkan gairahku," desahnya pelan.
Berikutnya lidah Asep berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Hannah yang lain. Kali ini adalah bagian lehernya yang jenjang. Asep memulai dengan mencumbu bagian belakang telinga Hannah. Kembali wanita cantik itu mendesah pelan.
"Ohh.. Teruskan, Sep," desahnya.
Setelah cukup lama tangan Hannah berdiam diri, akhirnya dia tergerak juga untuk mengambil bagian dari permainan ini. Tonjolan di celana kolor Asep tampak sudah begitu keras. Hannah segera memasukkan sebelah tangannya dan membelai penis yang ada di dalamnya dengan lembut.
"Oh.. Bu. Ssshhhh.." Asep langsung merintih.
Laki-laki itu melanjutkan membuka sisa dari daster Hannah yang ada di pinggang dengan menariknya ke bawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut dia menjulurkan lidahnya ke pusar di perut Hannah yang ramping.
"Hek.. Geli, Sep," wanita itu menggelinjang.
Seketika Asep menghentikan jilatannya, lidahnya kini turun menuju pinggang dan pangkal paha Hannah yang halus dan putih mulus. Terjepit tepat di tengah, tampak selangkangan wanita cantik itu yang mungil dan berbulu hitam lebat, tapi tertata cukup rapi dan beraroma khas. Tak menunggu lama, Asep segera menjulurkan lidahnya ke bibir bukit itu, dia menjilatnya dengan lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri bagi Hannah.
"Ohh.. Sep. Ssshhh.." wanita itu bergetar.
Asep melanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahnya ke klitoris Hannah yang sudah menonjol sedikit. Tubuh wanita itu semakin bergetar.
"Ohh.. Enak.. Sep!" desah Hannah pelan. Lendir di lubang vaginanya semakin deras keluar, menandakan kalau dia sudah sangat terangsang hebat. "Ohh.. Sep. Masukin sekarang, Sayang. Masukin!" pintanya mesra.
Sambil merangkak, Asep kembali menciumi bibir Hannah yang tipis. Dengan bangga, dia memegangi penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Hannah yang sudah terbuka lebar karena terangsang. Asep mendorongnya pelan. Tanpa kesulitan penis itu melesak masuk, menembus lubang vagina yang hangat dan basah itu. Lendir di seluruh dinding kemaluan Hannah memudahkan penis Asep untuk menyeruak hingga ke dalam, seluruhnya, sampai mentok!
"Ohh.. Tekan lebih dalam, Sep." Pinta wanita itu, yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih. �Ssshhhhahhhsss...!�
Perlahan dan lembut, Asep memaju mundurkan pinggulnya untuk menusukkan penisnya lebih dalam lagi. Spokk..! Spokk..! irama penisnya terdengar merdu saat beradu dengan vagina Hannah yang basah. Setelah cukup lama bersentuhan, terasa tubuh Hannah bergetar dan mendesirlah cairan dari dalam vagina wanita cantik itu, dengan hangat menyiram kepala penis Asep yang gundul.
Hannah mencapai orgasmenya di barengi dengan jeritannya yang menyayat hati,
"Sep, aku sampai.. Oouugghhhhhhhh..!" teriaknya parau.
"Sep, aku sampai.. Oouugghhhhhhhh..!" teriaknya parau.
Asep mengecup bibir majikannya itu dengan lembut dan kembali memaju mundurkan penisnya. Beberapa saat lagi dia merasakan sudah akan mencapai puncak. Asep mempercepat kocokannya sambil memegangi payudara Hannah yang bulat menantang. Dia meremas-remasnya dengan lembut. Di bawah, penisnya terus beradu dengan vagina Hannah yang sudah membanjir. Beberapa cairan lengket tampak merembes keluar dari sela-sela kemaluan mereka. Tubuh Asep bergetar saat dia menyemprotkan spermanya. Cairan itu tumpah dengan deras memenuhi vagina Hannah hingga menjadi tambah penuh lagi.
Sambil memeluk erat tubuh majikannya yang sexy, Asep menjerit keenakan.
"Ogghhhhhh.. Bu. Enak sekali! Ouugghhhhhh..." dia kembali mengecup bibir tipis Hannah dengan lembut sambil terus menyemburkan spermanya hingga habis tak bersisa.
"Ogghhhhhh.. Bu. Enak sekali! Ouugghhhhhh..." dia kembali mengecup bibir tipis Hannah dengan lembut sambil terus menyemburkan spermanya hingga habis tak bersisa.
Di tengah persetubuhan mereka yang panas itu, tanpa disadari oleh keduanya, lagi-lagi ada seorang wanita yang sedang mengintai dari balik pintu.
***
Lori membasahi seluruh tubuhnya di bawah shower kamar mandi, rambutnya pun dia basahi karena dia memang ingin keramas. Selesai keramas, Lori menyabuni tubuhnya dengan sabun cair. Dia menggosok rata seluruh bagian tubuhnya yang ramping dan seksi itu. Dengan tinggi 170 cm, Lori memang termasuk tinggi untuk ukuran seorang wanita. Buah dadanya yang meski tidak terlalu besar tapi cukup kencang dan padat. Puting susunya yang mungil tampak ranum berwarna sedikit merah muda kecoklatan. Pantatnya sintal dan berisi. Bagian depannya, tepat dibawah pusar, tampak bulu-bulu kemaluan yang halus, tumbuh tertata rapi dengan ukuran yang tidak terlalu panjang. Bulu-bulu itu hanya tumbuh di bagian atas kemaluannya saja, di sekitar vagina Lori tetap bersih dan mulus.
Dia mengusap-usap dan menggosok vaginanya dengan sabun cair sampai rata. Lori mengangkat sebelah kakinya bergantian ke atas bibir bathtub agar memudahkan tangannya menggosok dan membersihkan lipatan selangkangannya. Sementara tangannya yang satu lagi menggosok-gosok bagian tubuhnya yang lain. Lori mengelus-elus buah dadanya dengan lembut hingga tanpa ia sadara dia telah terangsang.
Libidonya yang datang tiba-tiba, menjadikan hasratnya memuncak dengan cepat. Rasanya Lori ingin berlama-lama menyabuni tubuhnya. Matanya yang lentik juga sudah mulai sayu merem melek merasakan kenikmatan usapan tangannya sendiri hingga tanpa disadarinya, Lori telah meremas-remas buah dadanya sendiri. Dia memilin-milin puting susunya dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya. Nikmat sekali rasanya, terlebih saat tangannya yang satu lagi tetap mengelus-elus selangkangannya.
Saat jari-jarinya mengenai bibir-bibir vaginanya, dia bisa merasakan darah yang mengalir di tubuhnya seakan menjadi semakin cepat, lebih daripada biasanya. Lori sudah bergairah sekali, liang vaginanya sudah basah dibanjiri oleh lendir yang keluar dari dalam rahimnya.
Dia mengarahkan jari-jari ke klitorisnya. Dipijit dan digeseknya benda mungil itu. Badan Lori langsung meliuk bagaikan penari erotis yang sedang beraksi di klub malam. Dia sudah tak kuasa lagi membendung gejolak dan hasratnya yang semakin menggebu. Kedua kakinya juga tak kuat lagi menopang berat tubuhnya. Lori langsung terduduk lemas di bathtub.
Membuka kakinya lebar-lebar, dia meletakkan kedua telapak kakinya di samping kiri dan kanan bathtub. Jari tengah dan jari telunjuk wanita itu menyibak bibir vaginanya dan menggesek-geseknya pelan. Sementara itu tangannya yang lain aktif menggosok-gosok sekujur tubuhnya yang masih dipenuhi oleh busa sabun cair yang kini sudah bercampur dengan keringat dinginnya yang mulai mengalir keluar. Udara AC yang masuk dari kamar tidurnya seakan tidak mampu menembus ke kamar mandi ini.
Lori mengalihkan jari tangan kanannya ke arah lipatan vaginanya. Ujung jarinya mengarah ke pintu masuk liang kenikmatannya. Dia menyorongkan sedikit. Karena Lori sudah benar-benar terangsang, jadi liang vaginanya juga sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga tanpa kesulitan jari-jarinya menyeruak masuk ke dalam liang sempit itu.
Sambil terus menggesek-gesek klitorisnya, Lori mulai mengocok-ngocok liangnya. Jari-jarinya menyentuh dan menggesek-gesek dinding bagian dalamnya hingga dia bisa menyentuh benjolan sebesar ibu jari yang tumbuh menghadap keluar di dalam liang vaginanya. Lori menekannya sedikit dan menggesek bagian bawahnya.
�Oughhhh,� punggung dan kepala wanita itu langsung tersandar ke dinding kamar mandi, nikmat sekali rasanya hingga membuatnya seakan hampir pingsan tak sadarkan diri.
Tak butuh waktu lama, sambil terus mengocok dan mengusap, Lori merasakan sesuatu yang nikmat akan meledak keluar dari dalam rahimnya, ini pertanda kalau dia akan segera orgasme. Lori mempercepat gesekan jari pada klitorisnya. Demikian pula dengan kocokan jari pada lubang vaginanya, kini menjadi semakin cepat dan semakin dalam. Lori siap menyongsong klimaksnya.
�Aauugghhhhhssss...!!!� pantat gadis itu bergetar hebat merasakan kedutan pada bibir vaginanya yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jarinya yang masih berada di dalam liang senggamanya. Bersamaan dengan itu, semburan kencang bertubi-tubi keluar membasahi dinding vaginanya. Lori serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan cintanya yang mengalir deras.
Setelah diam sejenak meresapi apa yang baru saja terjadi, dia meneruskan mandinya. Lori membilas seluruh tubuh sintalnya yang lemas dengan air melalui shower, di selangkangannya masih terasa cairan cinta yang merembes keluar dari dalam liang vaginanya, mengalir turun melewati kedua belah pahanya.
Selesai mandi, Lori mengeringkan badannya dengan handuk lalu mengenakan pakaian tidurnya. Segera saja ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang sangat nyaman yang ada di kamarnya. Karena kelelahan, belum lama ia merebahkan diri, matanya sudah terasa sangat berat. Rasa kantuk menyerangnya tanpa bisa ditahan lagi, Lori pun tertidur pulas. Di dalam tidurnya ia bermimpi�
Lori sedang membaca sebuah buku di kamarnya dengan penerangan yang redup, kemudian tangannya mengambil sebuah gelas berisi sirup dan dua buah es batu, namun karena dia sedang tekun membaca, tanpa disadari ada sesuatu di dalam minumannya. Dan ketika ia hendak meneguk minumannya, ia pun berteriak kaget melihat sesuatu yang bergerak berada di dalam minumannya dan melempar gelasnya ke lantai.
�Aaaargh, apa itu? Sial!�
Kemudian ia menyalakan lampu lebih terang lagi sehingga suasana kamar bisa kelihatan seluruhnya. Belum selesai dari keterkagetannya, tiba-tiba tangannya kembali meraba sesuatu di balik bed covernya, secara perlahan ia membuka bed cover itu, dan alangkah terkejutnya ia melihat ratusan kalajengking dan beberapa serangga beracun lainnya memenuhi seluruh tempat tidurnya. Ia pun menjerit kencang hingga tersadar dari tidurnya.
�Aaaaaargh�� dalam kepanikan, ia kembali memeriksa seluruh tempat tidurnya, tapi tidak menemukan satu pun serangga-serangga yang menjijikkan itu.
�Ternyata ini semua hanya mimpi.� Gumamnya.
Tangan kanannya meraih sebuah gelas berisi air putih di meja sebelah tempat tidurnya dan ia pun meneguknya. Merasa lebih tenang ia pun mencoba menutup matanya kembali, namun belum sempat ia memejamkan mata, tangannya kembali merasakan ada sesuatu di balik bed covernya. Secara spontan ia pun membuka bed covernya lebar-lebar, sekali lagi teriakan kencang keluar dari mulutnya.
�Aaaaaargh� Ada apa ini?�
Kali ini ratusan serangga benar-benar sudah menyelimuti tubuh dan kakinya, ia pun cepat-cepat menyingkirkan makhluk-makhluk beracun tersebut dari tubuhnya, dan beranjak dari tempat tidurnya. Kali ini ketakutannya tidak berhenti sampai di situ, kembali kakinya merasakan sedang menginjak sesuatu.
�Aaaaaaaaarghhhh� Oh Tuhan, dari mana datangnya serangga-serangga ini? Tolooooooong�!!!�
Tak ada seorang pun yang mendengarkan teriakannya apalagi saat itu penginapan sedang tidak memiliki tamu lain. Namun ada dua orang yang mendengarnya tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi di dalam kamar itu, hanya senyuman yang keluar dari bibir mereka berdua yang sedang berpelukan, yang tak lain dan tak bukan adalah Hannah sang pemilik penginapan dan Asep sang bellboy.
Sementara itu Lori yang ketakutan sedang berusaha menyelamatkan dirinya dari serangga�serangga yang jumlahnya kini hampir mencapai ribuan. Saat hendak berlari ke arah pintu, tiba-tiba kakinya merasakan sakit yang luar biasa, ternyata seekor ular kobra berbisa telah mematuk kaki kirinya. Ia pun terjatuh sambil menjerit kesakitan.
�Auw, siapapun... kumohon! Tolong aku!� Suara tangisan karena rasa sakit dan takut keluar dari bibir Lori, meminta pertolongan dari orang lain. �Tolooooong�!! Siapapun di luar sana... Tolong aku!� sekali lagi dia berteriak.
�Auw, siapapun... kumohon! Tolong aku!� Suara tangisan karena rasa sakit dan takut keluar dari bibir Lori, meminta pertolongan dari orang lain. �Tolooooong�!! Siapapun di luar sana... Tolong aku!� sekali lagi dia berteriak.
Lori yang malang, tak satu orang pun yang akan menyelamatkannya. Kini ia berada di lantai sambil menyeret-nyeret tubuhnya ke arah pintu. Tubuhnya sudah benar-benar sekarat karena gigitan ular berbisa tadi, namun kali ini serangga lainnya pun mulai menyengat seluruh bagian tubuhnya, di tambah lagi ular kobra lainnya sudah berdiri di dekat pintu dan dengan cepat mematuk keningnya. Rasa sakit tak tertahankan lagi, Lori pun tewas mengenaskan di kamarnya.
Setelah Lori menghembuskan nafas terakhirnya, makhluk-makhluk beracun tersebut, langsung menghilang tanpa bekas!
Sementara itu di luar ruangan, Hannah dan Asep saling tersenyum puas, karena rencananya telah berhasil.
�Sekarang tugasmu, seperti biasa, kubur mayatnya di belakang!� perintah Hannah kepada Asep.
�Baik, Bu, akan saya lakukan.� Asep bangkit dari tempat duduknya.
***
Pagi harinya, di Museum Barang Antik, seperti biasa Jaka sedang merapikan beberapa barang-barang koleksi. Keseriusannya terhenti saat melihat Merry, teman kerjanya, yang sedang melamun memperhatikan sebuah foto. Ia pun mendekatinya.
�Kau merindukannya?� tanya Jaka.
Merry sedikit tersentak saat mendengar suara Jaka. Sambil menghela nafas ia pun tersenyum. �Kau benar, Jak, aku sangat merindukan Ryan.�
Jaka memegang pundak Merry. �Bukankah kau bisa mengunjunginya?�
Merry berdiri dari duduknya sambil meletakkan foto Ryan di atas meja, �Ya, aku sangat ingin mengunjunginya, tapi tentang barang-barang antik yang terkutuk ini, aku sangat takut tidak bisa mengumpulkan semuanya. Barang-barang itu masih berada di luar sana dan dimiliki oleh orang-orang yang menyalah gunakannya. Entahlah, aku jadi pesimis, apakah aku masih bisa bertemu dengannya.�
Jaka memeluk Merry dan mencoba menenangkannya. �Mengapa kau berkata begitu? Lihat di sekelilingmu, kau masih punya aku dan Jepri yang selalu siap membantu menyelesaikan semua masalah barang-barang terkutuk ini. Ayolah, kau harus tersenyum.�
Senyuman lebar keluar dari bibir Merry, ia pun merasa lebih tenang.
Di saat itulah, Jepri muncul dari ruang penyimpanan barang-barang antik. �Apakah aku melewatkan sesuatu?� candanya kepada Merry dan Jaka yang masih berpelukan.
Sambil tertawa, Merry mengambil sebuah kemoceng dan melemparkannya ke arah Jepri. �Hentikan candamu!�
Sambil tertawa, Merry mengambil sebuah kemoceng dan melemparkannya ke arah Jepri. �Hentikan candamu!�
Jepri kemudian mendekati Jaka, �Jadi, apa kita akan berburu lagi hari ini?�
�Tentu saja,� jawab Jaka.
Merry membuka buku data penjualan barang-barang antik. �Baiklah, kau ingin berburu bukan? Bagaimana kalau kau mencari benda ini?� Jarinya menunjuk ke salah satu nama barang yang terdapat di buku yang cukup tebal tersebut.
�King size canopy bed, tempat tidur berkanopi ukuran raja,� ucap Jepri.
�Siapa nama pembelinya?� tanya Jaka.
�Tuan Farriz Nugroho, alamatnya juga ada di sini.� jawab Merry.
�Kalau begitu tunggu apalagi, ayo berangkat.� ajak Jepri kepada Jaka.
�Sementara kalian berdua ke sana, aku akan mencari beberapa informasi lain tentang tempat tidur ini.� ucap Merry.
Jaka mengambil kunci mobilnya dan menarik tangan Jepri. �Ok, ayo. Pri!�
***
Sementara itu di penginapan Kembang Gading, tampak Hannah sedang berbicara dengan seorang pria berpakaian jas berdasi seperti seorang eksekutif muda. �Mari, Pak Andi, saya antar anda ke kamar,�
Pria yang dipanggil Andi itu tersenyum, �Terima kasih, Bu, anda sangat baik.�
Namun kaki Hannah terhenti saat ia akan mengantar tamunya tersebut, ia melihat seorang wanita berpakaian pembantu sedang berbicara dengan seorang pria asing. Hannah segera memanggil Asep sang bellboy untuk mengantar pria berdasi tersebut ke kamarnya.
�Maaf, Pak, biar bellboy saya yang mengantar anda, saya ada urusan mendadak.� ucap Hannah.
�Tentu, tidak masalah,� jawab Andi.
Hannah kemudian berbisik kepada Asep, �Antar dia ke kamar istimewa kita.�
Sang bellboy pun mengangguk sebagai tanda mengerti apa yang di maksud oleh majikannya. Hannah bergegas mendekati pria asing yang sedang berbicara dengan pembantunya.
�Apa kau yakin tidak melihat wanita ini? Seharusnya dia menginap di penginapan ini dan kami berjanji ketemuan di sini.� pria tersebut bertanya dengan sangat agresif.
Sang pembantu yang terlihat polos jadi gugup menjawab pertanyaan yang diutarakan pria itu. �A-aku tidak melihatnya, aku tidak tahu.�
�Apa kau yakin?� tanya pria itu sekali lagi.
�Sebenarnya��
Belum sempat sang pembantu menyelesaikan kalimatnya, Hannah sudah keburu memotong pembicaraan mereka berdua. �Ada yang bisa saya bantu, Mas? Dan kau, bukankah kau masih banyak pekerjaan?� hardiknya.
Sang pembantu mengangguk dengan wajah ketakutan dan langsung beranjak pergi.
�Maafkan saya, Bu, saya Andre. Saya sedang mencari wanita yang ada di foto ini. Dia tunangan saya. Seharusnya dia menginap di penginapan ini dan kami berjanji untuk bertemu di sini pagi ini, namanya Lori.� sang pria menunjukkan sebuah foto.
Hannah melihat foto tersebut dan pura-pura tidak mengenalnya. �Tidak, aku tidak melihatnya, apalagi mengenalnya. Dia tidak pernah menginap di penginapan ini. Sekali lagi maaf, mas Andre. Apa mas sudah melaporkannya ke polisi?�
�Aku tidak bisa melaporkannya sebagai orang hilang sebelum 48 jam. Apa ibu benar-benar yakin wanita ini tidak menginap di sini?� desak pria tersebut dengan nada tidak percaya.
�Iya, sekali lagi saya mohon maaf. Permisi, saya masih banyak perkerjaan.� Hannah pergi meninggalkan Andre dalam keadaan masih penasaran.
***
Alamat yang diberikan Merry tidak jauh, mungkin hanya 30 menit berkendara dari Museum. Saat tiba di sana, hanya ada satu dalam pikiran Jaka, �Waw! Apartemen yang besar sekali. Kira-kira seperti apa ya penghuninya?�
Dia memarkir mobilnya dan berpesan pada Jepri. �Carilah kopi dan cemilan, biar aku yang masuk kesana.�
Jepri mengangguk. �OK!�
Jaka segera melangkah masuk ke apartemen yang mewah itu. �Lantai 4, kamar no. 203. Sepertinya ini tempatnya.� dia mencocokkan tulisan pada alamatnya dengan nomor yang tertera di depan pintu.
Jaka segera memencet bel, memanggil sang penghuni. �Permisi, saya dari Museum barang antik, ada yang perlu saya bicarakan sebentar.� teriaknya.
Dari dalam terdengar sahutan. �Uhm... masuk aja, Mas. Pintunya tidak dikunci kok.� suara seorang wanita.
Hm, aneh juga ya di hari seperti ini ada yang tidak mengunci pintu apartemennya? Tapi suara perempuan itu terdengar lembut sekali, kira-kira seperti apa ya wajahnya? Penasaran, Jaka pun membuka pintu dan masuk.
�Ohh!� dia langsung terkejut saat melihat perempuan muda berparas ayu yang berumur sekitar 25 tahun, dengan kulit putih mulus dan tubuh sintal yang menggiurkan, sedang duduk bersimpuh di meja dengan tangan terikat ke belakang, tubuhnya yang montok hanya dibalut selendang merah tipis dan BH warna putih yang juga sama-sama tipis.
Di sebelahnya, jatuh ambruk di lantai tak sadarkan diri, tampak seorang laki-laki yang besar dan gendut. Mungkin suaminya. Laki-laki itu sepertinya mabuk berat.
�Ah, maaf, Mas. Harus melihat saya dalam keadaan seperti ini, saya sungguh malu.� kata wanita itu.
�Ehm, tidak apa-apa,� sahut Jaka sambil matanya tak berkedip memelototi pemandangan indah yang ada di depannya. �B-bisakah saya bicara dengan Tuan Farriz Nugroho?� tanyanya tergagap.
Wanita itu menggeleng, �Oh, ayah saya. Dia sudah meninggal satu tahun yang lalu.�
Jaka langsung lemas, �Tapi, apakah mbak tahu soal ranjang antik yang dia miliki?� tanyanya lagi.
Wanita itu kembali menggeleng. �Dia tidak memberikan warisan apa-apa kepadaku kecuali apartemen ini. Dan tidak ada ranjang antik di dalamnya.�
Jaka mengangguk mengerti. �Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu.� dia sebenarnya sayang untuk meninggalkan apartemen ini. Melihat seorang wanita cantik, muda dan seksi, terikat dengan hanya memakai selendang tipis, laki-laki yang tidak kuat iman pasti bakal langsung menyerang dan memperkosanya saat itu juga. Tapi Jaka tidak boleh melakukannya, masih banyak pekerjaannya yang belum selesai. Ranjang antik itu perlu ditemukan secepatnya!
�Eh, tunggu sebentar!� tapi wanita itu memanggil.
Jaka segera menghentikan langkahnya. �Ya, mbak?�
�Emm..� wanita itu tampak berat mengutarakan maksudnya. �Bisakah Mas membantu saya?�
�Membantu apa?� Jaka bertanya.
�Ahh, bisa tolong nggak, lepasin tali ini dari tangan saya?� pintanya pelan.
Mendengarnya, sudut bibir Jaka tertarik keatas membentuk sebuah ciuman. �Oh, boleh, Mbak.�
Sambil menahan nafsu dan gairah melihat tubuh mulus wanita itu, Jaka berjalan mendekat dan berusaha membuka ikatan di pergelangan tangannya. Ternyata sangat sulit sekali. Ikatan itu terlalu kuat. Padahal sekujur badan dan tubuh Jaka sudah memanas karena dorongan nafsu. Aduh, bagaimana ini?
Tiba-tiba, perkataan wanita itu membuyarkan lamunan Jaka, �Nama saya Astrid, Mas,�
Jaka menoleh, �Saya Jaka, mbak.� bisiknya.
Dia melirik kedua pantat Astrid yang terlihat begitu bulat karena selendang yang dikenakannya hanya menutupi garis tengahnya saja. Sepertinya wanita itu tidak memakai apa-apa lagi di dalamnya. Membayangkannya membuat nafsu Jaka menjadi semakin meninggi. Dia merasakan dorongan alat vitalnya menjadi semakin keras. Benda itu kini berdiri dengan gagah, siap menusuk apa saja yang menghalanginya.
�Mas?� panggil Astrid lagi, membuyarkan lamunan Jaka.
�Iya, Mbak?� sahut Jaka. Matanya kini menatap payudara Astrid yang besar, yang sepertinya ingin tumpah akibat BH-nya yang kekecilan. Dilihat dari samping, benda itu terlihat semakin menggoda.
�Kok mukanya merah? Susah ya bukanya? Maaf, saya sudah ngerepotin Mas. Saya percaya kalo Mas tidak akan berbuat yang aneh-aneh kepadaku.� kata Astrid sambil tersenyum manis.
Tapi, benarkah begitu? Di dalam pikiran Jaka sekarang justru muncul perasaan ingin memperkosa istri muda tak berdaya ini. Siapa juga yang tahan disuguhi pemandangan indah seperti ini. Dia yang dari tadi berusaha mengekang nafsunya, demi melihat pemandangan itu, menjadi tidak tahan lagi. Nafsu binatang segera mengambil alih pikiran manusianya. Urusan pekerjaan bisa menunggu nanti, yang penting dia bisa menikmati apa yang tersaji di depannya sekarang.
�Kok bisa sampai seperti ini, mbak?� Jaka bertanya sambil meraba-raba jari lentik Astrid, tidak berusaha untuk melepas ikatan.
�Ehm, saya dan suami baru saja menikah.� terang Astrid. �Kami sudah sering seperti ini. Tadi suamiku terlalu mabuk, dia pingsan tepat setelah mengikatku,�
�Oh,� Jaka mengangguk.
�Kok lama, Mas?� Astrid bertanya. �Sulit sekali ya bukanya?�
�Iya, lebih mudah buka yang ini,� sahut Jaka sambil dengan cepat meraih BH mungil Astrid dan menariknya ke bawah.
�Auw!� di depannya, Astrid langsung menjerit kaget. �A-apa yang Mas lakukan!� jeritnya.
Tidak menjawab, Jaka memegang kedua payudara Astrid yang terburai menggiurkan dan segera meremas-remasnya dengan brutal.
�Aaah... jangan. Aaaahhh... AAAHHH!!� Astrid memberontak, tampak kaget dengan apa yang Jaka lakukan. Tapi dia dengan cepat menyerah dan mendesah saat Jaka memilin-milin putingnya sambil menjilati lubang telinganya. �Uh, hentikan!� itulah kata-kata yang terakhir yang keluar dari mulutnya.
�Jangan salahkan saya, Mbak!� bisik Jaka sambil terus meremas-remas dada Astrid yang besar, mulai dari luar hingga ke putingnya. �Mbak lah yang telah memancing hingga saya jadi berbuat seperti ini.� tambahnya.
�Aauuh... Aaah... Hmmp... Aaaah...� bukannya menjawab, Astrid malah terus mendesah. Rontaannya kini juga semakin lemah. Ciuman dan remasan tangan Jaka telah membuatnya bergairah.
Sambil terus meremas-remas dan mengusap-usap, Jaka melepas celananya. �Ayo, mbak, jilat. Saya sudah pengen sekali.� diberikannya batang penisnya yang sudah menegang pada wanita cantik itu.
Tanpa pikir panjang, Astrid menerimanya. Dikulumnya benda coklat panjang itu dan dihisap-hisapnya dengan penuh nafsu. �Hmmph... besar sekali penismu!� lirihnya.
Jaka tersenyum. �Dan rasanya sangat enak saat masuk kesini!� balasnya sambil menyingkap selendang Astrid dan mengobok-obok vagina ibu muda itu. Jaka mengusap-usap dan mengocoknya cepat. Hasilnya sungguh luar biasa, Astrid yang terstimulasi atas dan bawah, jadi bergerak semakin liar.
�Aduh, Aduduh... Memekku! Ohhhhhhhsss... memekku!� jeritnya parau.
Jaka merasakan hisapan wanita itu pada penisnya menjadi semakin mantab. �Aaah... ya, terus, Mbak. Pake lidah! Ya, kaya gitu. Oohhhhh...� desahnya menahan nikmat. �Aku sudah mau keluar nih. AAAAAHHHH!!� tambahnya.
Astrid tiba-tiba melepas hisapannya, �Puah! Ahh... Puaah! Hhaaah... Hhaah... Hahh...� dia berusaha mengambil nafas.
�Kenapa, Mbak?� Jaka bertanya kecewa. Dia kembali berusaha memasukkan penisnya ke dalam mulut wanita cantik itu.
�Ugghhhh� tahan sebentar. Jangan keluar dulu.� serunya terengah-engah. �Singkirkan jarimu dan setubuhi aku!� jeritnya.
Jaka tersenyum gembira. Kenapa tadi dia tidak berpikir seperti itu? Malah ingin moncrot di dalam mulutnya! Sungguh bodoh, padahal ada bibir yang rasanya lebih nikmat!
Tanpa membuang waktu, dia segera menarik tangannya dan ganti menggunakan mulutnya. Dengan lidahnya Jaka mengeksplorasi vagina Astrid yang basah dan sempit. Dia menjilat dan mereguk cairan cinta yang keluar dari liang kenikmatan itu. Bau harum tercium saat mukanya mendekat mengendus-endus. Bau itu membuatnya menjadi semakin terangsang. Lidah Jaka segera bergerak liar menjilati vagina itu tanpa ampun. Dari atas bergerak ke bawah, sesekali menusuk masuk menjelajahi lubang kencingnya yang sempit.
Astrid yang menerimanya jadi meronta-ronta penuh kepuasan. Wanita cantik itu terus merintih dan mendesah berkali-kali. Saat dia sudah tak tahan lagi, dia akhirnya berbisik, �Oughhhh, aku udah nggak kuat lagi, Mas. Cepat masukin penis kamu kesitu.� pintanya dengan wajah memerah dan badan memanas.
Mendengarnya, Jaka segera membaringkan tubuh mulus Astrid menyamping, tetap diatas meja, dan memeluknya dari belakang. Sambil tangannya menggerayangi kedua dada Astrid yang bulat membusung, dia menusukkan penisnya.
�AAAAAAHHHHH!!!!� Astrid berteriak keras. Maklum, penis Jaka memang berukuran raksasa.
�Sst, jangan keras-keras, nanti suamimu bangun!� Jaka melirik lelaki gendut yang masih tertidur di bawah mereka.
�Aaghhhh... jangan kuatir. Dia tidak akan sadar sampai tahun depan!� desah Astrid sambil mulai menggerakkan pinggulnya. Tusukan penis Jaka terasa nikmat sekali di dalam kemaluannya.
�Baiklah kalau begitu,� Jaka membalasnya dengan ikut menekan pantatnya, menggenjot tubuh sintal Astrid dengan irama pelan yang mengasyikkan. Semakin lama, tusukannya menjadi semakin cepat. Sambil terus menggoyang, Jaka tak henti-hentinya mengerayangi dan meremas-remas dada mulus Astrid. Terutama putingnya, dia memilin-milinnya dengan penuh nafsu.
�Oouugghhhhh...!� Astrid jadi semakin menggelinjang keenakan.
Saat itulah...
TIIING-TOOONG!!! bel pintu berbunyi.
Jaka segera menghentikan gerakannya. Begitu juga dengan Astrid. Mereka terdiam sambil tetap berpelukan dan mengatur nafas masing-masing. Jaka sudah akan mencabut penisnya saat suara orang di luar menenangkannya.
�Permisi, saya dari Museum. Apa teman saya Jaka ada disitu?� itu Jepri.
Jaka langsung berinisiatif menutup mulut Astrid dengan tangannya. �Masuk saja, Pri. tidak dikunci kok.� teriaknya yang langsung diberi tatapan aneh oleh Astrid. Jaka membalasnya dengan senyuman.
�Permi... Astaga, apa-apaan ini?� tanya Jepri kaget begitu membuka pintu. Dilihatnya Jaka sedang menyetubuhi wanita cantik diatas meja sementara sang suami yang mabuk terlihat tak sadarkan diri di dekat mereka.
�Tutup pintunya, Pri,� seru Jaka santai sambil kembali menggerakkan pinggulnya.
�Jaka, kau...� Jepri tak sanggup berkata-kata. Tapi di selangkangannya, terlihat burungnya mulai terbangun dan membesar akibat melihat kemolekan tubuh Astrid yang berbaring tanpa busana di depannya.
�Mau diam disitu, atau mau gabung sini?� tanya Jaka. Tangannya kembali meremas-remas payudara Astrid yang bulat dan besar.
Tersenyum mengerti, Jepri segera menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Dia lalu berjalan mendekat. �Pantas kutunggu-tunggu dari tadi, kamu lama sekali. Ternyata lagi menikmati yang enak-enak.� gumamnya sambil menghisap dan meremas-remas buah dada Astrid tanpa ampun.
�Sebenarnya aku mau menghabiskannya sendiri, tapi kamu keburu datang kemari.� sahut Jaka. Dia menusukkan penisnya semakin cepat dan semakin dalam.
Astrid yang menerima serangan dobel seperti itu hanya bisa mengerang dan mendesah tanpa bisa memprotes. Tubuh sintalnya bergetar keras merasakan orgasme yang sebentar lagi akan datang melandanya.
�Ke-keluar, aku keluuuaarrggghhhhhhhh!!!� teriaknya serak. Tubuh sintalnya berkedut-kedut sebentar sebelum akhirnya tergeletak lemah tak berdaya.
Jaka yang juga tak tahan, menyusul tak lama kemudian. �Ouugghhhhhh...!� menggeram keras, dia orgasme di dalam kemaluan wanita cantik itu.
Melihat wajah pucat Astrid yang lemas kelelahan membuat Jepri jadi tak tega. Dia urung untuk meminta jatahnya. �Ayo, Jak. Kalau sudah selesai, kita pergi.�
�Heh, Tidak pengen mencicipi?� seru Jaka heran, batang kemaluannya masih menancap dengan mantap di dalam lubang kemaluan Astrid yang sempit. �Rasanya enak lho.� ujarnya berpromosi.
Jepri menggeleng, �Kapan-kapan saja.�
Di luar dugaan, Astrid tiba-tiba menyahut. �Adanya sekarang lho, mas. Belum tentu kapan-kapan saya mau lagi.�
Jepri langsung melongo. Perasaan bingung dan senang bercampur menjadi satu.
�Ayo sini, giliranmu!� Jaka menarik penisnya dan menyingkir.
Tanpa melepas celananya, Jepri segera naik ke atas meja dan menggantikannya.
***
Hari sudah menjelang malam ketika Jaka dan Jepri keluar dari Apartemen mewah itu. Mereka memang tidak mendapatkan barang buruan, namun tubuh mulus Astrid cukup mengobati kekecewaan mereka.
�Jadi tempat tidur itu tidak ada di sini?� ucap Jepri sambil membuka pintu mobil.
�Kita harus memberitahu Merry tentang hal ini.� sahut Jaka sambil menyalakan mobilnya dan bergegas pergi dari tempat itu.
Di dalam apertemen, suami Astrid yang mulai sadar, tampak bingung melihat keadaan sang istri yang tergeletak pingsan di meja dengan tubuh lengket berbau sperma.
***
Andi yakin dia tidak salah masuk. Ini adalah panti pijat langganannya. Bangunannya sama, baunya juga sama. Tapi rasanya, seperti ada yang berbeda. Andi tidak tahu apa itu sampai...
�Mau pijat, Pak? Ayo!� tawar seorang gadis cantik berwajah mandarin. Tingginya sedang, dengan buah dada besar dan belahan yang terbuka jelas. Bokongnya yang bulat tampak menonjol ke belakang akibat rok supermini yang ia kenakan. Sepasang pahanya yang putih mulus terlihat indah menggiurkan.
Andi melongo menatapnya, �Sumi Yang?� dia menyatakan nama wanita itu.
Sumi mengangguk, �Silakan, Pak, pilih yang mana?� dia menunjuk kaca nako besar yang ada di sebelahnya.
Wow! Disana, duduk bergeletakan di atas sofa, tampak belasan presenter cantik yang sering dilihat Andi di TV. Kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian minim dan sangat berani. Bahkan ada beberapa yang terang-terangan tidak memakai BH atau celana dalam. Andi melongo! Matanya menebar ke seluruh ruangan. Hasilnya: bingung! Semuanya tampak sangat menggoda dan menggiurkan.
�Yang mana, Mas?� tanya Sumi Yang, si Pendek tapi Serba Besar ini.
�Emm, entar dulu deh�� Andi memindai sekali lagi.
�Frida pijitnya enak, Gadiza servicenya jago, kalau Grace mainnya yahud.� Sumi berpromosi.
�Main?� tanya Andi sambil terus meneliti.
�Iya,� Sumi mengangguk. �Habis pijat terus main.�
�Hmm,� Andi mulai memantapkan pilihannya. Kalau semua cantik-cantik seperti ini, bodi lah yang jadi penentu. Dia sudah menemukan 3 orang terbaik.
Yang pertama tentu saja Frida Lidwina. Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus, body yahud. Sayangnya, buah dadanya tak begitu menjanjikan. Bukannya kecil sih, tapi kurang mantab untuk dibuat pegangan. Padahal Andi paling suka main sambil berpegangan pada payudara.
Yang kedua, ada Ratna Dumila. Wajahnya juga cantik, tapi dengan body lebih seksi. Pinggangnya menggitar dengan dua buah dada yang terlihat cukup besar. Belahannya yang putih terlihat begitu menggiurkan.
Andi segera membandingkannya dengan wanita ketiga, Chantal Della Concetta. Tampaknya dialah yang paling cantik diantara ketiganya, juga paling seksi. Tubuhnya lumayan tinggi, pinggangnya ramping, pahanya panjang dan putih bersih, dan dadanya� wow! Tampak tumpah ruah akibat BH-nya yang kekecilan.
Menelan ludah, Andi segera menyebut nomornya untuk dipesan.
�Chantal, ada pelanggan!� teriak Sumi Yang.
Chantal bangkit dan berjalan menuju pintu. Ehem, Andi memang tidak salah pilih. Secara keseluruhan, badan wanita itu sangat oke. Cara jalannya mirip peragawati di catwalk. Sepasang payudaranya yang besar tampak berguncang-guncang seiring langkah kakinya.
Gemetar, Andi menyambut uluran tangan lentik itu, �Andi.�
Chantal segera mengajaknya menuju kamar. Di sepanjang lorong, Andi melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanita cantik itu. Rasa deg-degannya sama seperti pengantin baru yang akan berbulan madu di malam pertama!
Begitu sudah di dalam dan Chantal sudah mengunci pintunya, dengan tak sabar, Andi segera menyerbu wanita cantik itu. Dia memeluk dan menciuminya. Mulut rakus Andi nyosor menuju belahan Chantal yang putih dan mulus.
�Ehm, bentar dong, Mas,� elak Chantal saat merasakan Andi mencucup dan menggigit pelan buah dadanya.
Andi yang sudah begitu bernafsu, tampak tidak peduli. Kapan lagi menyetubuhi wanita secantik Chantal kalau tidak sekarang? Dia segera memelorotkan baju wanita itu ke bawah. Karena tidak mengenakan bra, bulatan buah dada Chantal yang bulat dan kenyal langsung muncul. Tampak sangat besar dan indah. Tidak ada tanda-tanda turun sama sekali meski wanita itu sudah pernah melahirkan, seperti milik perawan saja layaknya. Andi meneruskan ciumannya. Sambil mencium, ia juga memijit dan meremas-remas pelan. Hingga beberapa saat kemudian, ia mulai menyusu. Andi menghisap puting Chantal yang mungil kemerahan dan menetek rakus disana.
�Mas ini tidak sabaran ya?� tanya Chantal tanpa nada marah sedikit pun. �Pijit dulu ya, biar segar,� bisiknya sambil menjauhkan kepala Andi dari buah dadanya.
�Sesudah itu?� tapi Chantal tidak menolak saat Andi meneruskan remasannya.
�Terserah, Mas. Apapun saya layani,� tantangnya. �Sekarang buka baju dulu, ya?� tangan Chantal bergerak membuka kancing kemeja Andi, lalu singletnya, kemudian ikat pinggang, dan... �Ih, sudah keras,� pekik wanita cantik itu sambil menggenggam penis Andi dari luar celana dalam. Sedetik kemudian, dia melorotkannya.
Resmilah Andi bertelanjang bulat sekarang. Penisnya yang besar dan panjang tampak sudah tegak mengacung. Chantal mengocoknya sebentar sebelum menyuruh Andi untuk merebahkan diri ke kasur.
Telentang, Andi memperhatikan Chantal yang sekarang, tanpa malu-malu, melepas gaun dan kemudian rok pendeknya. Buah dadanya yang bulat terlihat mulus sempurna: putih, bersih, dengan puting merah yang kecil menggemaskan. Benda itu tampak terlalu besar untuk ukuran tubuh Chantal yang tinggi dan langsing. Andi mengamatinya sambil mengusap-usap penisnya yang terasa semakin menegang.
�Telungkup dong, Mas!� perintah Chantal, tubuh sintalnya cuma dibalut selembar celana dalam mungil tipis sekarang.
Andi segera membalikkan tubuhnya. Penisnya yang terjepit ke ranjang terasa nikmat. Apalagi setelah Chantal menduduki pantatnya, penis yang terjepit itu terasa semakin termajakan. Chantal mengambil minyak dan mengoleskannya ke punggung Andi, lalu mulai memijat. Cara mengurutnya kurang menekan, tidak seenak pemijat profesional tentu saja. Tapi Andi menikmatinya. Siapa juga yang menolak dipijit oleh wanita secantik Chantal Della Concetta!
�Kok kamu bisa disini?� Andi bertanya.
�Ini bagian dari program perusahaan,� jelas Chantal sambil terus memijit. �Kita diharuskan untuk melayani masyarakat secara langsung.�
�Dengan menjadi tukang pijat?� tanya Andi lagi.
�Ini yang paling mudah, dan yang paling diinginkan oleh masyarakat. Kita cuma mengikuti saja.� selesai di pinggang dan punggung, Chantal kemudian menyuruh Andi untuk berbalik. Pandangannya sekilas mengarah ke penis Andi yang terlihat semakin membengkak dan membesar. �Hii, makin gede aja.� dia bergidik.
�Masih bisa lebih gede lho,� Andi menyombong.
�Benarkah?� Chantal menatap tak percaya.
�Sekarang, lepas celanamu!� perintahnya.
�Okey,� dengan tenang, wanita itu melepas satu-satunya kain penutup yang masih menempel di tubuh sintalnya. Kemaluannya tampak mungil kemerahan-merahan tanpa terlihat bulu sedikit pun mengotori di sekitarnya. Benda itu terlihat begitu bersih dan mulus. Melihatnya, membuat penis Andi jadi makin membengkak dan membesar tak terkendali.
�Auw, benar!� Chantal memekik. �Jadi makin besar!� girangnya sambil meraih penis itu dan mulai mengocoknya. �Rasanya juga keras dan kaku sekali.� tambahnya
Andi tertawa. �Sudah pijatnya?� dia bertanya.
�Ah, iya.� Chantal tampak tersadar. Dia segera melepas penis Andi dan melanjutkan pijatannya. Dia menumpahkan minyak ke dada, perut, dan penis laki-laki itu, lalu... Hup! Mulai berselancar di atasnya.
�Oughhh.� Andi bergidik, tubuhnya gemetar karena nikmat.
Dengan kedua buah dadanya yang besar itu, Chantal memijitnya. Dia mengusap-usapkan benda bulat itu ke dada Andi yang bidang. Lalu turun ke perut. Kemudian ke penis. Chantal menjepitnya dengan payudara dan mengocoknya lembut.
�Ini namanya Breast Massage, Mas.� terang wanita cantik itu sambil terus menggerak-gerakkan payudaranya. Tiga kali berurutan dada dan perut Andi dipijat, kemudian parkir di selangkangan laki-laki itu dan berlama-lama disana. Buah dada Chantal yang bulat sudah terlihat mengkilat karena berlumuran minyak. Benda itu terlihat semakin menggiurkan.
�Aahhhhh,� Andi merintih, darahnya makin berdesir kencang. Payudara Chantal terasa begitu empuk dan kenyal saat menjepit penisnya. Bergantian benda itu memijat alat kelaminnya. Putingnya yang tegang beberapa kali menyenggol ujungnya, membuatnya makin melayang. Andi harus sekuat tenaga menahan diri agar tidak ejakulasi saat itu juga.
Chantal yang melihat perjuangan Andi, menghentikan gerakannya. �Sudah mau keluar, ya?� komentarnya.
Andi mengangguk, tidak bisa berbohong.
�Tahan dulu, mas.� Chantal mengelap minyak di dada, perut dan penis Andi dengan handuk. �Jangan moncrot sekarang.� bisiknya. �Lebih baik keluarin nanti di dalam memekku!� lanjutnya.
�Ehm, ya.. ya.. tentu saja.� Andi mengangguk antusias. Gimana ya rasanya tubuh si cantik ini? Jadi tak sabar rasanya. Sambil membayangkan, Andi menjangkau payudara Chantal yang bergelantungan liar di sampingnya dan meremas-remasnya dengan lembut.
�Awas lho ya, ntar nggak tahan lho. Rugi sendiri nanti!� tertawa, Chantal mengingatkan.
Andi membalas dengan meremas payudara wanita itu semakin keras.
�Auwhhsss!� Chantal merintih kegelian. Sambil menggeliat, dia memegangi penis Andi yang masih berdiri kokoh di sela-sela pahanya. �Ehm, b-benda ini� benda ini s-sungguh menggemaskan!� lirihnya sambil mulai mencium dan mengurutnya pelan.
Andi memekik saat Chantal menciumi ujungnya dan menjilati kedua bijinya. Bahkan tidak sekedar menjilat, wanita itu juga mengemutnya. Dua-duanya ditelan, satu persatu bergiliran, dan dihisap-hisapnya dengan rakus. Badan Andi jadi bergetar merasakannya. Apalagi saat lidah lancip Chantal mulai menjilati batangnya yang kaku, dia jadi semakin menggelinjang. Wanita cantik itu menjilat semuanya, mulai dari pangkal hingga ke ujungnya. Tak ada satu pun yang terlewat. Saat semuanya sudah basah, dengan lahap dia memasukkan benda itu ke mulutnya dan menelannya dalam-dalam. Hanya sebentar memang, karena langsung dilepas lagi, tapi itu sudah cukup untuk membuat Andi memekik dan menggeram keenakan.
�Telan lagi, mbak. Nikmat banget rasanya!� pintanya.
Tersenyum manis, Chantal kembali menjilati penis itu. Lidahnya bergerak lincah membasahi permukaannya yang penuh urat, membuatnya jadi semakin kelihatan mengkilat dan menggiurkan. Merem melek keenakan, Andi terus meraba dan meremas-remas payudara bulat Chantal yang menempel dan menggesek-gesek ringan di perutnya. Dia memilin putingnya yang mungil, yang terasa begitu keras, sambil tak lupa mengusap-usap permukaannya yang terasa begitu halus dan mulus. Nikmat banget pokoknya. Apalagi ketika Chantal mulai melahap lagi penisnya dan mengulumnya, kenikmatan yang dirasakan Andi jadi berlipat ganda.
�Jangan lama-lama,� Andi mengingatkan. �Nanti aku bisa moncrot.� dia berusaha mengalihkan nafsunya dengan memencet payudara Chantal semakin keras.
�Auw!� kesakitan, Chantal segera melepas hisapannya. �Mas termasuk kuat, lho!� ujarnya.
�Ah, benarkah?� Andi yang mendengarnya jadi tersenyum bangga.
�Bener,� mereka bertukar posisi. �Biasanya baru dikocok saja sudah keluar.� lanjut Chantal. Dia sekarang berada di bawah, berbaring telentang di ranjang dengan kaki terbuka lebar. Vaginanya yang sempit sudah kelihatan terbuka, siap untuk dimasuki. Andi menjilati sebentar benda itu sebelum akhirnya menusuk masuk.
�Auw! Aarrgghhhhhh...!� Chantal menjerit lirih saat penis besar Andi menerobos dan merobek kemaluannya. �Pelan-pelan, Mas.� rintihnya.
Andi sedikit mengurangi tekanannya, tapi tetap terus mendorong. Saat batangnya sudah tenggelam seluruhnya, barulah dia bisa bernafas lega. Rasanya sungguh nikmat. Vagina Chantal terasa begitu sempit dan hangat. Tanpa digoyang pun, penisnya serasa seperti dipijat dan diurut-urut akibat gerakan dinding rahim wanita cantik itu yang terus berkedut-kedut pelan. Uh, kalau begini, bisakah Andi bertahan lama? Dia harus berusaha keras! Sayang kalau kenikmatan seperti ini berlalu dengan begitu cepat.
Sambil berpegangan pada payudara Chantal yang menggunung, Andi mulai menggoyang. Dia menggerakkan pinggulnya maju mundur. Menarik dan mendorong penisnya pelan agar bisa menggesek dan menjelajahi dinding kemaluan Chantal yang hangat dan basah. Semakin digenjot, rasanya menjadi semakin nikmat. Tak tahan, Andi pun mempercepat goyangannya. Menunduk, dia menciumi dan mengulum puting Chantal yang terlihat mungil menggiurkan. Andi menjilat dan menghisap-hisapnya dengan rakus. Sementara di bawah, pinggulnya terus bergerak menggenjot tubuh mulus wanita cantik itu. Goyangannya semakin cepat dan liar, seliar remasan tangannya yang dengan gemas memijit-mijit payudara Chantal yang bulat membusung.
�Aghhhh.. Auw! Ahhhhh.. sshhhhh..!� Chantal yang menjerit dan merintih-rintih di bawah tubuhnya, tidak ia hiraukan.
Tepat saat Andi hampir meledak, tiba-tiba dia merasakan sebuah getaran di sekelilingnya.
�Gempa bumi!� teriaknya. �Sial, kita harus segera keluar dari tempat ini.� Dengan kecewa, Andi segera mencabut penisnya dan berlari keluar, diikuti oleh Chantal di belakangnya. Kedua-duanya masih sama-sama telanjang.
�Gempa bumi!� teriaknya. �Sial, kita harus segera keluar dari tempat ini.� Dengan kecewa, Andi segera mencabut penisnya dan berlari keluar, diikuti oleh Chantal di belakangnya. Kedua-duanya masih sama-sama telanjang.
Namun getaran itu semakin kuat. Seluruh ruangan mulai berantakan. Beberapa lemari mulai ambruk dan seluruh isinya berjatuhan. Banyak benda-benda yang pecah karena jatuh dan saling tumpang tindih. Andi mulai panik saat atap gedung juga mulai runtuh.
�Sial�� dia mendekati pintu keluar namun tiba-tiba reruntuhan atap gedung menimpanya.
�Toloooooong�.� Andi berteriak dan serentak terbangun dengan muka merah dan nafas masih ngos-ngosan. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya.
�Ah, ternyata hanya mimpi buruk.� Dia segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju pintu kamar, namun ia kesulitan membuka pintu tersebut karena pintu tersebut ternyata telah dikunci dari luar.
�Hey, ada orang di luar?! Pintu ini terkunci, hei�� Andi menendang dan menggedor pintu tersebut, namun tidak ada jawaban dari luar kamar. Saat ia hendak menelepon pemilik penginapan, ia mulai merasakan adanya getaran dan getaran tersebut semakin lama semakin kuat.
�Halo�! Halo�!� tak ada yang menjawab teleponnya, ia pun mencoba membuka jendela namun usahanya sia-sia, karena jendela kamar itu pun terkunci.
�Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Toloooooong�!!!�
Seluruh ruangan mulai runtuh. Atap ruangan berjatuhan. Ketika Andi hendak mendobrak pintu, kayu besar menimpanya dan membuatnya tewas seketika. Gempa bumi pun berhenti dan semua reruntuhan dan benda-benda yang berantakan di lantai menghilang tanpa bekas, suasana kamar kembali seperti semula.
***
�Wanita itu mengatakan kalau ia tidak tahu menahu tentang tempat tidur antik yang dibeli oleh ayahnya, dan Tuan Farriz telah meninggal setahun yang lalu, tetapi anaknya mengatakan kalau ibunya, Ny. Farriz, masih hidup dan saat ini ia berada di sebuah panti jompo.� ucap Jaka kepada Merry dalam sebuah pembicaraan melalui telepon.
�Baiklah, kalian tetap di sana, biar aku yang mengunjungi Ny. Farriz di panti tersebut, kau tahu alamatnya?� ada jeda sejenak. �Baiklah aku akan ke sana. Oh ya, satu lagi, aku menemukan informasi dari berkas-berkas lama milik Luki kalau tampat tidur itu dikhususkan bagi orang yang ingin membuat usaha penginapan atau hotel.� jelas Merry kepada Jaka melalui telepon.
�Lalu?� tanya Jaka.
�Tempat tidur tersebut mampu mewujudkan mimpi buruk seseorang dan membunuh korbannya melalui mimpi buruknya, dan jika si pemilik sudah memberikan 13 korban, maka penginapannya akan menjadi penginapan yang sukses.� jelas Merry kepada Jaka.
�Baiklah, aku akan memberi tahu Jepri tentang hal ini.� Jaka menutup teleponnya dan menemui Jepri yang telah selesai mengisi bensin untuk mobil mereka.
�Jadi, apa yang dikatakan Merry?� tanya Jepri.
�Dia akan mengunjungi Ny. Farriz di panti jompo tersebut.� ucap Jaka.
***
Di sebuah panti jompo pinggiran kota, Merry sedang berbicara dengan seorang dokter tua yang sudah beruban.
�Dia sudah berada di sini sejak suaminya meninggal.� ucap dokter yang bernama Ilyas itu.
�Boleh aku berbicara dengannya sejenak?� pinta Merry.
�Tentu, saya akan mengantarkan anda padanya.� Dr. Ilyas mengantarkan Merry untuk menemui Ny. Farriz yang saat itu sedang membaca sebuah koran.
�Nyonya, ada yang ingin bertemu denganmu.� ucap Dr. Ilyas kepada wanita tua itu. Ny. Farriz segera melipat koran yang sedang ia baca. Dan Dr. Ilyas pun meninggalkan mereka berdua.
�Perkenalkan, saya Merry, saya ingin menanyakan sesuatu.� ucap Merry sambil menjabat tangan Ny. Farriz.
�Tentang apa?� tanya Ny. Farriz.
�Saya ingin menanyakan tentang suamimu,� ucap Merry sambil duduk di kursi yang berdekatan dengan Ny. Farriz.
�Suamiku?� tanya Ny. Farriz lagi dengan nada penasaran.
�Saya ingin tahu, apakah suamimu pernah membeli sebuah tempat tidur antik dari orang bernama Luki Sampurno?� tanya Merry.
Ny. Farriz berfikir sejenak, �Tempat tidur� dari Luki Sampurno� Ya, aku ingat ia pernah membeli sebuah tempat tidur dari sebuah toko yang menjual barang-barang antik.�
�Apakah nyonya tahu di mana tempat tidur itu berada, karena saya sangat ingin membelinya.� ucap Merry.
�Entahlah, karena sebenarnya yang membeli tempat tidur itu bukanlah suamiku, tetapi sahabatnya, suamiku hanya mengatas namakannya saja.� jelas Ny. Farriz.
�Apa anda tahu nama sahabatnya tersebut?� tanya Merry lagi.
�Gading� Younif Gading, aku tidak pernah menyukai pria itu.� ucap Ny. Farriz. �Gading membangun sebuah penginapan, tapi saat ini ia juga sudah meninggal karena serangan jantung dan sekarang isteri keduanya yang bernama Hannah yang mengurusi penginapan tersebut, mungkin tempat tidur itu ada di penginapan tersebut.� tambahnya.
�Apa anda tahu di mana penginapan itu berada?� tanya Merry.
�Ya,� ucap Ny. Farriz sambil mengangguk.
***
Ilyas melirik jam dinding, �Ah, baru pukul lima sore.� gumamnya bosan.
Suasana panti sedang sepi. Para pasiennya sudah banyak yang masuk kembali ke kamar. Atau kalau tidak, bergerombol di ruang tengah menonton televisi. Inilah waktu yang tepat bagi laki-laki itu untuk bersantai dan beristirahat.
Yah, beginilah nasib dokter swasta yang sudah pensiun, terpaksa harus cari obyekan di tempat seperti ini agar dapur tetap ngepul. Apalagi ditambah si bungsu yang masih kuliah, dia harus bekerja lebih keras lagi. Capek memang, tapi tetap harus dijalani.
Untung ada Pratiwi, perawat cantik yang dengan setia menemaninya. Baik di kantor maupun di ranjang. Bagi wanita itu, bercinta dengan lelaki lain selain suaminya bukanlah hal yang tabu, karena dia sendiri juga tidak mempermasalahkan jika suaminya berkencan dengan wanita lain. Mereka menerapkan pernikahan terbuka, dimana pasangan boleh selingkuh asal tidak mencolok di depan mata.
Ilyas yang mengetahui hal itu, segera memanfaatkannya. Dia merayu Pratiwi agar mau melayani nafsunya. Awalnya wanita itu menolak. Alasannya : Dr. Ilyas kan sudah tua, pasti tidak memuaskan! Tapi dia langsung terdiam saat Ilyas menunjukkan kemaluannya.
�Oh, besarnya!� gumam Pratiwi tak percaya dan langsung takluk.
Berawal dari situ, mereka jadi sering melakukannya. Baik di kantor maupun di hotel. Bahkan mereka pernah melakukannya di rumah saat suami Pratiwi sedang menggarap laporan pekerjaan di lantai atas. Benar-benar liar wanita itu! yang tentu saja membuat Ilyas jadi makin menyukainya.
�Aduh, kok jadi ngaceng begini!� membayangkannya membuat penis Ilyas pelan-pelan mengejang dan mengeras. Dia segera mengeluarkannya dari balik celana karena rasanya sudah ngilu banget. CD-nya yang kekecilan terasa mencekik kuat.
Duduk santai di kursi, dokter tua itu memutar blue film yang ada di file laptopnya. Sambil mengocok, dia menikmatinya. Pratiwi sedang libur hari ini, jadi dia harus puas hanya dengan onani untuk meredakan hasratnya yang sering datang secara tiba-tiba seperti saat ini. Tampak dari lubang penisnya sudah meleleh cairan bening yang sedikit lengket, tanda bahwa birahi laki-laki itu sudah begitu memuncak.
Lagi enak-enaknya ngocok sambil nonton bokep, terdengar suara langkah sepatu dari luar. Belum sempat Ilyas berpikir dan bertindak untuk membenahi diri, pintu ruangannya sudah keburu terbuka. Linda, perawat yang sedang bertugas hari ini, nyelonong masuk.
�Dok, ini obat yang... AAAHHH, DOKTER!� jeritnya kencang. Tapi dia segera buru-buru menutup mulutnya dengan tangan. �Ehh, M-maaf, dok.. a-aku nggak tahu..� wanita itu buru-buru menundukkan mukanya dan melihat ke arah lain.
�Eh, aku� anu�� Ilyas ikut gugup. �Kamu kenapa nggak telepon dulu tadi?� protesnya untuk melindungi diri.
�Pakai dulu celananya, dok. Saya malu!� lirih Linda sambil terus berpaling, wajahnya yang cantik sekarang memerah seperti kepiting rebus.
�Lho, seharusnya kan saya yang malu,� goda Ilyas. �Burung saya sudah kamu lihat!� dia menunjuk penis besarnya yang masih tampak kaku.
Linda meliriknya sedikit. �Dokter ngapain sih pake onani segala?� tanyanya sambil duduk di kursi. Dia pura-pura memperhatikan lukisan di dinding untuk mengalihkan rasa jengahnya.
�Namanya juga lagi horny. Daripada memperkosa orang, kan lebih baik onani sendiri.� sahut Ilyas santai.
�Sudah ah, Dok. Cepat masukin! Dokter nggak risih apa?� tanya Linda.
�Sudah kepalang tanggung. Kamu kan sudah melihatnya, ngapain juga dimasukin lagi!� Ilyas berkilah. Dia menggerak-gerakkan batangnya agar Linda tertarik melihatnya.
�Dasar dokter pikirannya jorok.� Linda mendengus. �Ini obat yang dokter minta, saya permisi dulu.� dia bangkit dari kursi dan beranjak menuju pintu.
Ilyas buru-buru mencegahnya. �Lin, tunggu...� teriaknya.
�Iya, dok?� wanita itu berbalik. �Ada apa?� dan saat melihat penis Ilyas yang masih menyembul keluar, dia segera berpaling lagi.
�Tolongin aku ya. Tidak lama kok, paling cuma sepuluh menit,� Ilyas memohon.
�Tolong apa, dok?� Linda bertanya. Tapi saat dia menyadari jawabannya, wanita itu buru-buru menggeleng. �Tidak! Dokter gila ya! Masa aku disuruh berbuat seperti itu!� protesnya sambil melotot.
�Nggak sampai main, Lin.� Ilyas berkata menenangkan. �Aku cuma minta tolong, kamu duduk di depanku sambil lihat aku onani. Itu saja.�
Linda terdiam. Matanya menatap Ilyas tajam.
�Bagaimana, Lin?� laki-laki tua itu mendesak, tampak sudah tidak sabar.
Menghela nafas, Linda bertanya. Suaranya bergetar. �Dokter pengen onani sambil membayangkan tubuhku?�
Ilyas mengangguk. �Aku janji, tidak akan menyentuh atau menjamah tubuhmu, Lin.�
�Dokter kok berani minta gitu ke aku?� wanita itu bertanya lagi. Matanya kini sudah berani menatap batang besar milik sang dokter.
�Karena aku yakin kamu tidak akan menolaknya.� terang Ilyas. �Daripada cuma lihat film, aku lama keluarnya. Kan mending lihat yang asli, jadi lebih cepat. Lagian, tubuhmu juga menarik. Gimana, kamu mau kan, Lin?�
�Hmm,� Linda menimbang-nimbang. �Bener kan tidak nyentuh?� tanyanya memastikan.
�Iya,� Ilyas mengangguk mantab, ada tanda-tanda kalau wanita ini akan bersedia memperlihatkan tubuhnya. �Cuma lihat aja. Tidak ngapa-ngapain lagi!� tambahnya kemudian.
Setelah jeda sejenak, Linda akhirnya mengangguk. �Baiklah. Aku bantu dokter sekali ini saja.� dia kemudian duduk di sofa dan membiarkan tubuh sintalnya menjadi tontonan. �Lain kali jangan minta lagi.� Ancamnya.
Menyeringai senang, Ilyas segera mengocok penisnya. �Terima kasih, Lin. Sekali juga sudah cukup kok.� gumamnya pelan.
Linda menyaksikan perbuatan dokter tua itu dengan jijik sekaligus takjub. Jijik karena dirinya merasa dilecehkan, dan takjub karena inilah untuk pertama kalinya dia melihat penis sebesar dan sepanjang milik Ilyas. Punya suaminya saja tidak sampai sebesar itu. Yang ini juga kelihatan lebih kaku dan keras sekali, pasti enak waktu menyodok vaginanya.
Ah, Linda buru-buru menggelengkan kepala. Mikir apa sih dia barusan?! Ditatapnya Ilyas yang masih dengan konsentrasi penuh mengocok penisnya. Mata laki-laki tua itu tak berkedip memandangi tubuh sintalnya, seperti menelanjangi. Yang aneh, bukannya risih, Linda malah senang. Dia bangga.karena di usianya yang sudah lebih kepala tiga ini, masih ada yang menyukai bentuk tubuhnya. Suaminya saja sering menolak kalau diajak berhubungan intim, mungkin sudah bosan. Ini disini sekarang, dia malah jadi bahan fantasi laki-laki lain. Siapa yang tidak bangga coba?!
Begitu senangnya hingga Linda tidak menolak ketika Ilyas memintanya untuk membuka pakaian. �Biar aku lebih cepat keluar,� kata laki-laki itu. �Tidak usah telanjang, cukup pakai BH sama CD saja.�
Pelan, Linda membuka kemeja putihnya. Ilyas tak berkedip saat menatap kedua payudara putihnya yang menyembul keluar. Begitu besar dan indah. Berbalutkan BH tipis berwarna merah, benda itu tampak begitu kontras dengan kulit Linda yang putih mulus selicin porselen. Setelah itu, Linda menyusul menurunkannya resleting rok panjangnya dan perlahan, diturunkannya ke bawah. Tanpa kesulitan, kain itupun jatuh hingga ke telapak kakinya.
Melotot mata Ilyas saat melihat benda yang ada di dalamnya. Paha Linda terlihat sangat putih sekali, lebih putih dari yang ia bayangkan sebelumnya, dengan sedikit bulu-bulu halus tumbuh merata di permukaannya. Kaki itu begitu bagus, tak ada cacat, tak ada noda. Selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam mini tipis, tampak begitu menggiurkan. Meski CD itu begitu mungil, tapi tidak ada satupun rambut kemaluannya yang mengintip keluar. Apakah kemaluan Linda tercukur bersih? Ilyas jadi penasaran.
�Terusin lagi ngocoknya, dok. Nih, aku sudah buka baju.� wanita itu berkata mengagetkan.
Ilyas yang sempat bengong melihat pemandangan indah di depannya, buru-buru melanjutkan onaninya. Kali ini dengan lebih bersemangat karena tontonan di depannya juga menjadi lebih menggairahkan.
�Eh, duduknya jangan gitu dong,� protesnya saat melihat Linda duduk sambil menyilangkan kakinya.
�Terus gimana?� Linda bertanya bingung.
�Buka sedikit kaki kamu, jadi aku bisa melihat CD dan selangkanganmu.� Ilyas mengusulkan. �Toh memek kamu juga nggak kelihatan.� tambahnya.
Linda memberengut, tampak keberatan tapi tidak kuasa untuk menolak. �Begini?!� dia membuka pahanya lebar-lebar.
�Yak, sip!� Ilyas menyeringai. Sambil memandangi tubuh Linda yang kini tampak semakin menggoda, dia meneruskan mengocok penisnya. Dia melakukannya dengan pelan karena tidak mau cepat-cepat ejakulasi. Sayang, kalau pemandangan sebagus ini dilewatkan dengan begitu cepat.
�Dokter suka dengan tubuhku?� Linda bertanya memecah kebisuan diantara mereka.
Sambil mendesah, Ilyas mengangguk. �Suka banget, Lin. Tubuhmu mulus sekali.�
Linda tersenyum mendengarnya. �Kalau dadaku bagaimana?� dia bertanya lagi.
�Uhh, susumu montok banget. Bikin aku nggak tahan.� sahut Ilyas terus terang.
�Kalau pahaku?� lagi-lagi pertanyaan yang memancing gairah.
�Hmm, pahamu sekel dan putih. Sangat merangsang. Bikin aku jadi tambah ngaceng, Lin.� dan sebelum Linda bertanya lagi, Ilyas sudah menambahkan. �Memekmu, seandainya aku boleh megang, Uhh� pasti nikmat sekali rasanya. Apalagi kalau burungku masuk kesitu... Oughhhh, pasti langsung muncrat!�
Linda yang mendengarnya jadi makin tersipu. Nafasnya mulai berat sambil matanya tak lepas menatap penis besar Ilyas yang terus ngiler mengeluarkan lendir dari ujung lubangnya. Merubah duduknya, wanita itu terlihat mulai gelisah. Di celana dalamnya yang tipis, jelas terlihat ada noda cairan yang mengalir keluar dari dalam lubang kemaluannya. Tak tahan, Linda meraba buah dadanya sendiri dan meremas-remasnya pelan. Dia menyamarkannya dengan pura-pura gatal.
Ilyas yang melihatnya, segera menegur. �Tidak usah malu, Lin. Buka aja nggak apa-apa. Kita cuma berdua disini.�
Linda tidak menjawab. Dia tampak ragu untuk melakukannya.
�Ayolah! Kau sudah melihat punyaku, jadi tidak ada salahnya kalau kau juga memperlihatkan punyamu.� Ilyas berusaha meyakinkan.
Linda tampak berpikir, antara melindungi tubuhnya atau meneruskan dorongan nafsu yang telah menguasai pikirannya. Kalau ada dua orang berkumpul dalam satu ruangan, yang ketiga pasti adalah setan. Apalagi keadaan keduanya yang sudah seperti itu, setan mudah sekali menggoda. Dengan satu hembusan nafas, Linda pun takluk.
Pelan, wanita cantik itu menelusupkan tangannya dan menarik BH kirinya ke bawah. Wow, payudaranya yang besar dan putih mulus langsung meloncat keluar, lengkap dengan putingnya yang berwarna coklat kemerahan yang telah berdiri tegak mengacung. Meski sudah melahirkan dan memiliki satu anak, payudara Linda terlihat lebih bagus daripada milik Pratiwi.
�Sssshh� Hoofffsss� Hhhhhhh�!!� wanita cantik itu mendesis lirih saat memilin-milin putingnya, seolah menahan kenikmatan. Sementara tangannya yang lain telah menyusup masuk ke balik celana dalamnya dan bergerak naik turun disana.
Menikmati pemandangan erotis itu, Ilyas meneruskan kocokannya. Kali ini dengan sangat cepat karena dia merasa sudah hampir meledak. �AARRGGHHHHSSSS...!� melolong keras, Ilyas menyemburkan spermanya. Crrooott� Crrroooott.. Crrroooooottt� Tak kurang dari tujuh kali pejuhnya menyemprot, membasahi meja dan lantai. Beberapa bahkan ada yang terlontar sampai ke tubuh Linda.
�Uhh,� tersentak kaget, wanita itu menyingkir. Tapi bukannya menjauh, dia malah mendekat.
Sekarang ganti Ilyas yang tersentak saat melihat Linda meraih penisnya dan mengocoknya dengan pelan. �Lin, kamu�� dia tercekat.
�Ughhh� banyak sekali sperma dokter.� Linda tampak terpukau. Dia menekan penis Ilyas kuat-kuat, seperti memeras seluruh isinya. Dia menampung cairan itu di telapak tangannya yang lentik.
�Mau apa, Lin?� Ilyas bertanya.
�Buat ini,� Linda mengoleskan seluruh cairan itu ke muka dan badannya, �Bisa bikin kulit kencang dan awet muda.� jelasnya sambil mengerling genit. Sisanya yang masih ada di tangan, dia jilati hingga bersih.
�Punyaku dong jilat juga,� Ilyas sebenarnya cuma berniat menggoda, tapi di luar dugaan, Linda melakukannya. Merem melek keenakan, dokter tua itu menikmati hisapan Linda pada penisnya. �Tahu gitu tadi aku semprot di muka kamu saja ya,�
Sebentar Linda melepaskan kulumannya, dan tersenyum. Batang llyas sudah terlihat bersih dan mengkilat. �Daripada di muka, mending di memekku saja,� sahutnya ringan.
�Hah,� Ilyas menatap tak percaya. �Kamu...�
�Dokter kaget ya?�
Ilyas mengangguk, �Kenapa tidak bilang dari tadi?�
�Iya juga sih.� Linda tersenyum. �Aku dari tadi pengen banget, cuma tidak bisa ngomongnya. Masa langsung minta, kan nggak enak, dok!� bisiknya sambil membelai penis Ilyas dengan lembut.
Mendesis keenakan, dokter tua itu membelai rambut Linda dan mengusap-usapnya pelan. Perlahan, penisnya yang telah melemas kembali menggeliat menjadi tegang.
�Bangun lagi, dok!� pekik Linda sambil tanpa malu-malu lagi langsung memasukkan benda itu ke dalam mulutnya dan mulai menjilatinya.
Tak tahan dengan perlakuan itu, llyas menarik tubuh Linda dan dengan cepat menelanjanginya.
�Dokter mau apa?� jerit wanita itu saat Ilyas menarik celana dalamnya hingga putus.
�Memenuhi apa yang jadi keinginanmu!� Ilyas berbisik parau sambil mengusap dan meremas-remas pantat Linda yang putih dan montok. Sesekali dia juga menusuk anus dan vagina Linda yang sudah lembab dan basah dengan ujung jarinya.
Tepat saat Ilyas akan menusukkan penisnya, terdengar ketukan pelan di pintu. Mereka langsung terdiam.
�Siapa?� Linda bertanya dengan isyarat mata.
Ilyas mengidikkan bahunya tanda tak tahu.
Terdengar lagi ketukan, dan kali ini disusul dengan dengan bunyi gerendel yang dibuka. Ilyas segera meloncat untuk membenahi pakaiannya. Begitu juga dengan Linda. Namun mereka terlambat. Merry sudah keburu masuk ke ruangan itu.
�Dok, ini...� dia terpana dengan pemandangan yang tersaji di depannya. Tapi itu hanya sesaat, setelah bisa menerka situasi, Merry pun tersenyum. �Maaf, kalau saya menggangu. Saya cuma mau mengembalikan kunci kamar Ny. Farriz.�
Ilyas mengangguk, �Taruh saja di meja.�
Merry menyerahkan kunci itu, �Terima kasih, dok. Silahkan bersenang-senang. Kalau saja saya tidak sibuk, saya pasti akan dengan senang hati bergabung.� kerlingnya nakal. Dia lalu keluar dari ruangan itu dan menutup kembali pintunya.
Di dalam, Ilyas kembali menekan tubuh mulus Linda ke meja, �Kita teruskan yang tadi.� desaknya dengan penis teracung tegang.
Linda mengangguk dan tersenyum, �Lakukan, dok. Aku sudah siap.�
***
Sementara itu di penginapan Kembang Gading, tampak sang pembantu wanita berjalan keluar sambil membawa bungkusan sampah. Namun tiba-tiba, ada yang membekap mulutnya dari belakang.
�Sstt... ini aku, pria yang tadi siang.� ucap pria tersebut yang ternyata adalah Andre.
�Kau� kau mau apa lagi?� tanya sang pembantu.
�Aku merasa kalau kau mengetahui sesuatu tentang tunanganku, kau harus memberi tahukannya padaku.� paksa Andre kepada pembantu tersebut.
�D-dia memang menginap di sini kemarin malam, tapi dia� dia� sudah��
Belum sempat sang pembantu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ada yang memukul kepala Andre dari belakang hingga membuatnya pingsan, dan membuat sang pembantu ketakutan. Ia melihat Hannah dan Asep sudah berada di dekatnya.
�Maafkan aku, bu, aku tidak bermaksud��
�Membeberkan rahasiaku?� ucap Hannah dengan nada marah.
�Bawa pria ini ke ruang bawah tanah dan ikat dia!� perintah Hannah kepada Asep.
Asep segera membopong Andre yang sedang pingsan masuk ke penginapan.
�Dasar pembantu kurang ajar. Sekarang ikut aku, waktunya kau beristirahat di tempat tidur yang empuk.� Hannah menarik tangan pembantunya dan membawanya ke penginapan.
�Kumohon, bu, jangan lakukan ini terhadapku.� rengek sang pembantu kepada majikannya tersebut.
***
�Mer, kau ada di mana?� tanya Jaka melalui telepon di sebuah telepon umum di pinggir jalan.
�Aku berada di toko. Ya, aku tahu di mana tempat tidur itu berada.� ucap Merry.
�Ok, aku mengerti.� Jaka menutup teleponnya.
�Bagaimana?� tanya Jepri.
�Sekarang kita harus mencari penginapan bernama Kembang Gading, Merry mengira tempat tidur itu berada di sana,� jelas Jaka.
Mereka berdua segera bergegas meninggalkan tempat itu dan mencari penginapan Kembang Gading.
***
�Ini dia, kita sudah sampai.� ucap Jaka.
Jepri dan Jaka keluar dari mobil dan masuk ke dalam penginapan.
�Hello, ada orang di sini?� Jaka membunyikan bell yang ada di meja resepsionis.
Jepri mendekati tangga yang menuju kamar-kamar tamu di lantai dua. Saat itulah mereka mendengar suara teriakan minta tolong seorang wanita dari lantai dua tersebut. Saat mereka hendak mendatangi arah datangnya suara teriakan, muncul Hannah turun dari lantai dua itu sambil tergesa-gesa.
�Maaf, ada yang bisa saya bantu?� tanyanya.
�Tadi kami mendengar suara teriakan wanita dari atas,� ucap Jepri penasaran.
�Ow, saya sedang menonton televisi, dan saya sedang menonton film horor.� ucap Hannah sambil tertawa.
�Tolooooong, saya mohon, bu, jangan lakukan ini terhadapku.� suara teriakan itu kembali terdengar.
�Ok kami rasa, suara itu bukan berasal dari televisi,� ucap Jaka sambil menuju tangga, namun usahanya terhenti saat Hannah menodongkan pistol ke arah Jepri.
�Kalau kau tidak ingin kepala temanmu hancur, sebaiknya kau turuti perintahku.� Hannah mengarahkan pistolnya ke kepala Jepri.
�Ok.. ok.. tenang, bu, kita bisa bicara dengan baik-baik.� ucap Jepri.
�Sekarang kalian berdua ikut denganku, Asep� di mana kau?!� Hannah memanggil pembantu setianya itu. Dan Asep pun muncul dari ruang bawah tanah.
�Bawa mereka ke bawah� perintah Hannah.
�Baik, bu.� Asep menuruti perintah majikannya.
***
Di dalam kamar yang terkunci, tampak barisan serdadu sedang mengarahkan senapan mereka ke arah sang pembantu. Tubuh wanita itu sekarang sudah telanjang sehabis diperkosa.
�Jangan, jangan bunuh aku!� wanita itu menangis ketakutan.
�Siap semuanya? Tembak!� perintah pimpinan serdadu kepada anak buahnya dan selanjutnya�
Dor�! Dor�! Dor�! Peluru-peluru menerjang tubuh sang pembantu tersebut dan membunuhnya. Setelah itu, serdadu-serdadu itu pun menghilang.
***
Sementara itu di ruang bawah tanah, Jaka sudah dalam keadaan terikat bersama Andre, sedangkan Jepri masih disandera oleh Hannah.
�Apa yang sudah kau lakukan terhadap tunanganku?� tanya Andre dengan nada sangat marah, sambil berusaha melepaskan ikatan tangannya.
�Maaf, tunanganmu sudah tidak ada lagi, dia sudah pergi jauh sejak semalam.� jawab Hannah sambil tertawa.
�Dasar wanita biadab, apa yang sebenarnya kau inginkan?� tanya Andre dengan geram.
�Dia ingin kekayaan tentu saja, dengan menggunakan tempat tidur terkutuk!� potong Jaka dengan nada mengejek.
�Diam kau,� Asep memukul wajah Jaka hingga bibirnya berdarah.
�Kau tahu tentang tempat tidur itu?� tanya Hannah heran.
�Ya, sebenarnya tujuan kami kemari untuk mengambil kembali tempat tidur tersebut dan menjauhkannya dari orang seperti kamu!� ucap Jepri.
�Oow, benarkah? Kalian tidak akan bisa menghentikanku. Sejak suamiku membangun penginapan ini, tak ada satu orang tamu pun yang menyewa kamar di sini. Kemudian suamiku membeli sebuah tempat tidur antik dari seorang pria bernama Luki. Katanya tempat tidur itu bisa mewujudkan impian kami berdua agar penginapan kami dikunjungi oleh banyak tamu, dan tentu saja kami bisa mendapatkan uang yang banyak. Tapi tempat tidur itu membutuhkan 13 korban manusia. Awalnya rencana kami berlangsung dengan aman sampai isteri pertama suamiku mengetahuinya. Tentu saja aku tidak akan membiarkannya. Akhirnya aku pun menjadikannya sebagai salah satu korban, hahaha� Dan itu tidak masalah bagiku karena aku sangat membencinya. Suamiku marah saat mengetahui aku membunuh isteri tercintanya. Akhirnya dia terkena serangan jantung dan meninggal seketika. Sekarang aku yang menguasai tempat ini. Dan sekarang rencanaku hampir berhasil karena aku hanya membutuhkan satu orang korban lagi. Orang itu adalah kau pria muda kudisan!�
Kemudian Hannah dan Asep membawa Jepri ke kamar di mana tempat tidur terkutuk itu berada.
�Hei, apa yang akan kau lakukan?� Jaka berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya.
�Lihat, di sana ada pecahan kaca, mungkin bisa digunakan untuk memotong tali ini.� ucap Andre.
�Ok,� Jaka berusaha meraih pecahan kaca tersebut.
***
Hannah memaksa Jepri untuk masuk ke kamar pengorbanan tersebut. Di lantai tampak tergeletak mayat si pembantu wanita.
�Ya Tuhan, kau benar-benar sudah gila.� ucap Jepri.
�Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginanku.� sahut Hannah sambil mendorong Jepri ke tempat tidur.
�Sebenarnya aku sedang tidak mengantuk saat ini,� ucap Jepri.
�Oh ya, kau akan segera tertidur sesaat lagi.� jawab Hannah sambil tersenyum.
Jepri pun mulai merasakan aneh pada dirinya. Rasa kantuk yang sangat hebat mulai menyerang dirinya, dan dia pun tak mampu melawannya dan akhirnya ia pun tertidur.
�Bagus, kau adalah yang terakhir. Dan kau, bunuh kedua pria itu.� ucap Hannah sambil menyerahkan pistolnya kepada Asep.
�Baik, bu.� Asep mengambil pistol itu dan beranjak menuju basement tempat Jaka dan andre ditahan.
***
Asep berjalan menuju basement dan melewati sebuah dapur, namun tiba-tiba, Jaka muncul dari belakang dan memukulnya sehingga pistol di tangannya terjatuh. Tetapi pukulan itu tak membuat pria bertubuh besar itu roboh. Ia segera bangkit dan menyerang Jaka kembali. Sementara Andre berusaha mencari pistol yang terjatuh tadi. Jaka terlihat kewalahan menghadapi Asep, apalagi setelah Asep menyambar sebuah pisau dan menggunakannya untuk menikam tubuh Jaka, namun sebelum hal itu terjadi, Andre menembakkan pistolnya ke dada Asep sebanyak dua kali.
�Dor�! Dor�!�
Asep pun akhirnya roboh.
Mendengar suara letusan tersebut, Hannah tersenyum, mengira Asep sudah membunuh Jaka dan Andre. Sementara itu Jepri terbangun dari tidurnya dan berteriak.
�Tidaaaaaaaak�!!!�
Dia turun dari tempat tidurnya dan melihat keberadaan sesosok wanita dengan memegang pisau yang dalam mimpi tadi telah membunuhnya. Sementara di hadapannya, Hannah hanya melihat dengan tersenyum senang.
Sosok tersebut mulai menyerang Jepri dan ia pun berusaha melarikan diri darinya.
�Tidak, tidak, kau tidak nyata.�
Saat Jepri akan berlari menuju pintu, tiba-tiba tangannya di tarik oleh Hannah, �Kau tidak akan pergi kemana-mana. Sebenarnya aku tidak melihat siapa yang sedang mengejarmu, tapi aku akan sangat senang membantunya untuk membunuhmu.�
***
Sementara itu Jaka dan Andre sudah berada di luar kamar, dan berusaha mendobrak kamar tersebut.
�Pri, kau baik-baik saja? Cepat buka pintunya.�
Namun Asep muncul kembali dan menyerang mereka berdua. Asep dan Andre saling berebut pistol, sementara Jaka masih berusaha membuka pintu tersebut.
�Jak, tolong aku,� Jepri memohon.
Hannah memeganginya, sementara sosok tak kasat mata itu makin mendekat dan mengarahkan pisau ke arahnya. Dengan sekuat tenaga Jepri berontak, sehingga menyebabkan tubuh Hannah terdorong ke atas tempat tidur tersebut. Sosok tersebut langsung menghentikan serangannya terhadap Jepri, dan beralih melihat tajam ke arah Hannah.
Andre yang sedang bergumul dengan Asep, akhirnya membuat suara pistol terdengar sekali lagi. Andre menembak Asep dan kali ini benar-benar membuatnya tewas. Sementara Jaka dengan sekuat tenaga menendang pintu kamar hingga akhirnya jebol dan berhasil terbuka. Jepri segera berlari keluar.
Sementara itu sosok wanita yang memegang pisau berubah menjadi sesosok seseorang yang sangat dikenali oleh Hannah yang mulai merasa ketakutan.
�Luisa, kau� tidak! Tidak mungkin!� teriak Hannah.
�Apa yang terjadi padanya?� Jaka bertanya heran.
�Entahlah, sepertinya kutukan tempat tidur itu menyerang balik dirinya saat aku mendorongnya kesana.� jelas Jepri.
Hannah mencoba melarikan diri, namun kini tidak hanya satu sosok yang menghadangnya tapi beberapa orang yang menjadi korban sebelumnya muncul di hadapannya dan mulai menyerangnya dengan hujaman pisau ke seluruh tubuhnya.
�Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaak�!!!� Hannah pun akhirnya tewas.
Andre yang melihat hal tersebut merasa heran namun puas. Akhirnya wanita itu mati akibat perbuatannya sendiri. �Apa yang terjadi, aku tidak melihat apa-apa?� tanyanya.
�Entahlah, yang pasti hal itu pasti sangat menakutkan buat Bu Hannah.� ucap Jaka.
�Kami turut menyesal atas apa yang terjadi terhadap tunanganmu,� ucap Jepri merasa simpati kepada Andre.
�Aku harap dia tenang di alam sana,� sahut Andre.
***
Keesokan harinya di salah satu ruangan Museum Barang Antik.
�Akhirnya, tempat tidur itu berada di tempat yang aman.� ucap Merry. Dia sedang duduk di sofa dengan tubuh telanjang. Badan montoknya masih kelihatan basah penuh keringat.
�Iya, tapi kau lihat buku ini, tebal, dan daftarnya masih panjang, pasti akan sangat melelahkan.� sahut Jaka yang duduk di sebelahnya. Tubuhnya juga telanjang. Lelehan sperma tampak masih mengotori ujung penisnya.
Seperti biasa, setelah menuntaskan satu kasus, mereka akan merayakannya dengan persetubuhan panas yang penuh gairah. Seharusnya bertiga bersama Jepri, tapi karena laki-laki itu bilang datang terlambat, mereka akhirnya melakukan berdua saja.
�Tapi kita sudah melakukan yang terbaik, dan satu lagi barang terkutuk sudah kita amankan.� ucap Jaka sambil meraba dan meremas pelan payudara bulat Merry.
�Aku masih merasa kasihan kepada Andre, ia harus kehilangan tunangannya,� ucap Merry dengan nada sedih. Dibiarkannya Jaka memilin-milin putingnya.
�Ini bukan salahmu, Mer. Yang pasti kau sudah berusaha membuat segalanya menjadi lebih baik.� hibur Jaka. Dia mengendus leher merry yang jenjang dan menjilatnya pelan
�Oughhh, terima kasih, Jak.� lenguh Merry sambil tersenyum menggelinjang. Tangan Jaka yang turun mengusap-usap memeknya terasa sangat geli sekali.
Saat itulah, terdengar ketukan pelan di pintu.
�Siapa?� tanya Jaka.
�Ini aku,� Jepri menjawab.
Jaka segera berdiri dan membuka pintu yang terkunci itu, mempersilakan temannya untuk masuk. �Wah, sudah tak sabar kamu ya?� ledeknya saat melihat selangkangan Jepri yang sudah membengkak besar.
Tersenyum, Jepri segera melucuti semua pakaiannya. Dengan penis mengacung tegak, dia mendekati Merry, �Ayo, Mer. Aku sudah tidak tahan. Rasanya mau muncrat saja dari tadi.� Dia mendorong penisnya ke mulut gadis itu, meminta Merry untuk mengulumnya.
Tapi pelan, Merry menepisnya, �Sebentar ya, aku ke kamar mandi dulu. Sperma Jaka banyak banget ini,� katanya sambil meluncur pergi. Dari dalam vaginanya tampak cairan putih kental mengalir turun membasahi paha mulusnya. Kemaluan gadis itu juga terlihat agak membengkak kemerahan.
�Berapa kali, Jak?� tanya Jepri penasaran. Kalau cuma sekali, tidak mungkin hasilnya akan seperti itu.
Tidak menjawab, Jaka hanya tertawa menanggapinya.
�Tiga kali!� yang menjawab justru Merry yang saat itu sedang membasuh vaginanya di kamar mandi.
Jepri mendelik, sementara Jaka nyengir makin lebar.
Keluar dari kamar mandi, Merry segera meraih penis besar Jepri dan mengocoknya pelan. �Duh, sudah keras banget, Pri.� gumamnya suka. Duduk santai di kursi, Jepri mendesah pelan menikmatinya. �Kamu berbaring deh,� tambahnya kemudian. Tampaknya dia juga sudah tak sabar ingin segera merasakan penis besar itu bergerak mengobok-obok vaginanya.
Cepat, Jepri merebahkan tubuh kurusnya di sofa. Di atasnya, Merry mengambil posisi menyerang, wanita cantik itu jongkok di depan penisnya dengan kemaluan dibuka lebar-lebar. Vagina kemerahan itu terasa hangat saat ujung penis Jepri menempel di bibirnya.
�Uhh,� menahan nafas, pelan-pelan Merry menurunkan pantatnya yang putih dan montok. �Auw, besar banget batangmu, Pri.� desahnya sambil menggigit bibir. Dia terus menekan dan mendorong.
Di bawahnya, tak berkedip Jepri memperhatikan bagaimana bibir vagina Merry yang membelah tipis terkuak, seolah menghisap, mempersilakannya penisnya yang besar untuk terus masuk. Saat batang itu sudah tertanam dan amblas seluruhnya, mereka pun langsung memekik berbarengan.
�Uaagghhhhhhh...!!� tubuh Merry melenting, sementara Jepri menggeram menikmati jepitan dan pijatan vagina Merry pada batang penisnya. Rasanya sungguh luar biasa.
.
�Enak, Pri?� tanya Merry sambil mulai menggoyang pantatnya naik turun.
�Ughh, nikmat banget, Mer.� sahut Jepri. �Memekmu memang tiada duanya!� dan itu memang benar. Selain terasa sempit dan kesat, vagina gadis itu juga seperti hidup, terus bergetar dan berkedut-kedut ringan di sepanjang permainan. Ditambah goyangan Merry yang bervariasi, kadang maju mundur, naik turun, ataupun berputar-putar seperti bikin sambal, siapapun pasti akan suka.
�Kalau mau keluar bilang ya,� bisik Merry. Payudaranya yang besar tampak berayun-ayun indah seiring dengan goyangan pinggulnya yang menjadi kian cepat.
�Ugh, ok.� mengangguk, Jepri segera meraih benda bulat padat itu dan menjaganya dalam genggaman.
Di sebelah mereka, Jaka menonton sambil menggosok-gosok penisnya yang terlihat sudah kembali membesar. Dia segera mengangsurkannya pada Merry, meminta untuk dihisap. Gadis itu melahapnya dengan rakus dan sambil terus menggoyang, dia mengulumnya.
Jepri yang sudah sangat bernafsu, menghadapi memek Merry yang menjepit begitu nikmat, jadi tak kuat untuk bertahan lama-lama. Diiringi geraman pelan, dia pun meledak. �Ouugghhhhhhhh... Mer, aku keluar.� Spermanya muncrat memenuhi liang rahim perempuan itu.
Merry segera menghentikan goyangannya, memberi Jepri kesempatan untuk menikmati orgasmenya. Setelah penis laki-laki berhenti berkedut-kedut, dia pun bangkit hingga penis Jepri yang mulai melembek tercabut keluar.
Mereka berpelukan sejenak sebelum Jaka berbisik mengganggu, �Mer, kamu masih belum tuntas kan?� tanyanya sambil memegangi penisnya yang terlihat sudah begitu menegang.
�Huh, kamu tuh ya,� dengus Merry manja, tapi tak urung tetap mengangkang memperlihatkan vaginanya, memberi jalan bagi Jaka untuk kembali menusuk yang keempat kalinya.
END
0Awesome Comments!